PP. Takalar. Cerita terkait kelangkaan pupuk dan adanya indikasi permainan harga sebelum sampai di tangan petani sehingga petani menjadi korban karena berimbas pada kenaikan harga jual di pasaran akan menjadi polemik yang berpanjangan. Hal ini lantaran karena sekarang adalah saat-saat petani sangat membutuhkannya.
Sinyal semakin kuat lantaran distributor juga seakan enggan untuk mengungkap akar masalah yang sebenarnya terkait terjadinya kelangkaan kebutuhan vital pada petani tersebut.
“Maaf pak, saya tidak bisa jelaskan tanpa se-izin bos.” ungkap salah satu distribor yang berlabel CV. Tani Berdikari, kepada wartawan setelah berusaha untuk dimintai klarifikasi.
Sedangkan distributor lainnya yang menurutnya membawahi tiga wilayah kecamatan membuat pernyataan yang semakin membingungkan lantaran terjadinya lonjakan harga hingga mencapai kisaran harga 140 Rupiah karena disebabkan dipadukannya antara harga subsidi dan nonsubsidi.
“Kenaikan harga sampai 140 ribu adalah wajar, karena perpaduan harga subsidi dan nonsubsidi.” Ungkap manager pemasaran dari sebuah distributor kepada media ini.
Dengan fakta ini bisa dibayangkan bahwa memang harga pupuk bisa melambung karena adanya kebijakan yang salah kaprah. Karena kenapa harga pupuk bersubsidi harus digandengkan dengan harga non subsidi ?.
Masalah tersebut memanglah bukan masalah sepele, karena akan berimbas pada hasil produksi para petani tahun ini. Maka selayaknya harus dicarikan solusi yang mendesak. Namun yang paling paling memaksa kita untuk bertanya. Karena Kadis Pertanian Takalar, lagi-lagi belum bisa dikonfirmasi karena HP nya tidak bisa di hubungi. <mg>
Leave a Reply