PP. Takalar. Heboh terlait rapat hak interpelasi di lantai 2 ruang rapat paripurna DPRD Takalar kemari.(Jumat:02-10-2020). Akhirnya sekretariat Kantor DPRD juga mengambil bagian diakhir acara. Apakah ini adalah bahagian dari skenatio yang endingnya sempat mengecewakan para kuli tinta yang hadir meliput….?. entahlah.
Namun yang jelas ada penyampaian dari pihak sekretaris DPRD jikalau wartawan yang hadir meliput rapat paripurna tersebut akan di beri dana peliputan. Hal ini pun sebenarnya aneh, lantaran pada kegiatan-kegiatan sebelumnya hal itu tidak pernah dijanjikan.
Informasi terkait dana peliputan dinilai tidak main-main, kateran yang menginfokan adalah juru bicara penggiat hak interpelasi, yang juga wakil ketua DPRD Takalar H. Jabir Bonto. Agar menunggu sebentar bagi wartawan yang melakukan pelitutan, karena biaya peliputan akan di berikan.
Namun apa daya. Karena informasi tersebut hanyalah mungkin “Bualan” semata. Karena telah menimbulkan kekecewaan bagi awak media yang berusaha menunggu janji tersebut.
“Mana bisa ada uang peliputan. Air mineral saja tidak tersedia di luar ruangan sidang.” Ungkap seorang wartawan online.
“Sebenarnya kami dalam melakukan tugas jurnalistik, ada atau tidaknya uang peliputan tetap kami menjalankan tugas. Namun ketika hal itu di janjikan ?, apa salahnya kita menunggu. Namun apa kenyataannya bukan bupati palsu saja yang ada, tapi janji palsupun muncul.” Sesal wartawan lainnya, yang menung hingga menjelang malam.(Zalman)
Leave a Reply