
PP. Nasional. Anak korban eksekusi lahan sengketa di Kampung Bugis, Pulau Serangan, Denpasar mendapatkan pendampingan psikologi dari Palang Merah Indonesia Bali. Selain itu, Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak Bali juga turut mendampingi korban tersebut.
Sejak Kamis 5 Januari 2017, lalu, puluhan anak mendapatkan pendampingan psikologis dari PMI, kemudian disusul dari Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak Bali.
Hal tersebut untuk menghilangkan trauma yang terjadi pada saat penggusuran lahan pada Selasa 3 Januari 2017. Mereka pun diajak bermain dan bernyanyi.
“Untuk menghilangkan traumatic pada mereka kita mengajak mereka bermain,” Kepala Staf Bidang Pengggulangan Bencana PMI Bali, I Putu Dedy Rimbawan, Jumat (6/1/2017).
Seperti diketahui saat penggusuran itu terjadi anak-anak dari bayi hingga remaja semuanya menangis. Mereka telah menyaksikan rumahnya telah dihancurkan oleh alat berat. Bahkan mereka juga melihat ayah ibunya saudaranya berkelahi dengan para aparat untuk menyelamatkan rumahnya.
Sementara itu Tim Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak Bali, Ni Luh Angraeni mengatakan, trauma-trauma yang dialami anak-anak ini harus dihilangkan.
“ Mereka bercerita kalau barang-barang miliknya hilang tertimbun. Dia bilang tidak bisa sekolah karena seragam, sepatu, buku itu sudah hilang semuanya,”jelasnya.
Dia mengatakan, saat ini ada 45 anak-anak dari TK, SD, SMP dan SMAn yang sejak terjadinya eksekusi itu tidak sekolah.
“ Kita harus mengembalikan keceriaan mereka lagi. Jangan sampai membekas. Tadi ada yang bilang tidak mau jadi polisi. Kenapa bisa karena kemarin mereka melihat polisi perang dengan orang tua mereka. Itu yang dikatakan anak-anak,” tutupnya. (Okezone News)
(sym)
(ulu)
Leave a Reply