PP. Takalar. Pra Porprov Ipsi telah dilaksanakan dengan berbagai kesan dan ceritanya. Semua kontingen beserta pesilatnya sudah kembali ke daerahnya masing-masing. Namun demikian hasil Pra Porprov masih tetap dalam pembahasan di group Whatsapp (WA) ketua IPSI se Sulsel.
Masalah yang tetap jadi pembahasan adalah terkait wild card. Karena konon hal ini belum pernah dibicarakan oleh Pengurus Provinsi termasuk dengan Bimpres sebelum Pra Proprov digelar. Padahal menurut info yang berkembang bahwa kuota atlit Porprov akan menjadi Delapan pada setiap nomor yang di pertandingkan.
Kalau hal ini benar adanya. Maka akan banyak yang mempertanyakannya lantaran pada pelaksanaan Pra Porprov hanya menjaring 4 atlit dan menyisakan 2 atlit untuk tuan rumah Sinjai dan Bulukumba. Ini artinya untuk mencapai kuota Porprov harus menambah 2 lagi atlit per nomor pertandingan melalui wild card.
Beberapa Ketua Pengkab berkomentar bahwa. intinya harus ada evaluasi yang di hadiri Pengkab / Kota se Sulsel pasca Pra Porprov sebelum pemberian wild card. Karena harus jelas kriterianya. Sehingga tidak menimbulkan pro dan kontra. Karena disinyalir ketika Pra Porprov dilaksanakan, tim pemantau tidak dibentuk. Dan evaluasi ini bukan hanya kepada atlit yang akan mendapatkan tiket khusus, namun juga kepada wasit juri yang terkadang di duga kurang disiplin dan acap melanggar azas keadilan.
Terkait dengan masalah pembagian tiket Khusus yang di istilahkan wild card. Ketua Ipsi Takalar Abd. Rahman Rauf, memberikan usulan bahwa. “untuk jatah wild card ini sebaiknya di seleksi kembali dari 4 orang yang tersisih dari 8 besar hasil pra porprov supaya fair. Ataupun pengurus provinsi dan pengurus kabupaten duduk bersama membicarakan teknis penentuan siapa yang berhak mendapatkan wild card untuk porprov 2022.”
Sementara Ketua Ipsi Wajo. “ Sebaiknya untuk cabor Pencak silat di porprov nanti di isi 10 orang untuk semua kelas.” Ungkap Hendrik Pandawa panggilan akrabnya.
Apa yang menjadi perbincangan antara para Ketua Ipsi se sulsel. Akhirnya Dr. Fahrisal M.Pd. Melayangkan komentar lewat Room group whatsapp Pemerhati Ipsi. “Sy sedikit memberi tanggapan… Diluar kapasitas sebagai sekum… Kenapa saat TM tidak di tentukan kuota Krn memang belum ada ketentuan hal tersebut dari KONI… Pelaksanaan PraPorprov di beberapa cabang Olahraga itu adalah inisiatif dari pengporv cabor… Krn di Koni tidak ada anggaran untuk pelaksanaan PraPorprov. nah… Kemarin setelah rakor dengan KONI maka ditetapkanlah kuota tersebut oleh KONI. Mengenai model penentuan siapa2 saja yang akan masuk dalam urutan 5 dan 6 tersebut akan kita koordinasikan.’ Tulis Dr. Fahrisal. M.Pd.
Lebih jauh Dr. Fahrisal. M.Pd. memberi komentar. “Tentunya hal tersebut bukan Merupakan WC… Penentuan WC akan kita koordinasikan juga mengenai mekanisme nya. Babak Play Off juga merupakan salah satu cara yg bisa ditempuh.. namun kembali lagi persoalan penganggaran.. Krn pasti kab kota yg lolos 8 Besar … akan menganggarkan kembali.
InsyaAllah keluhan Bapak Ibu pendekar akan menjadi perhatian sy untuk disampaikan di forum Pimpinan IPSI . Mohon tetap bersabar dan menjaga silaturahmi.” Jelasnya.
Sebuah harapan besar bagi segenap pengurus, manager dan juga Atlit bahwa ketika Wild Card di bagikan atau play off dilaksanakan. Maka demi pengembangan silat kedepan hal tersebut dilakukan dengan mengedepankan sportifitas dan layak memenuhi unsur keadilan.
<zalman>
Leave a Reply