Pupuk Langka Di Marbo: Walau Ada, Harga Sudah Selangit ?.

??????????????????????????????????????????????????????????

PP. Takalar – musibah silih berganti berderet menimpa negeri kita. Mulai Gempa Sulbar, Banjir di Kalimantan Selatan, tanah longsor di Subang, Banjir Rob di Menado, erupsi Gunung Merapi di Jogja, serta Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur. Musibah tersebut membuat masyarakat disana resah dan menimbulkan kepenikan.

Namun keresahan dan penanikan warga pada deretan wilayah diatas, mebuat masyarakat lainnya merasa prihatin, seperti yang dialamai masyarakat petani di Marbo. Mereka juga resah, panik dan prihatin lantaran pupuk sudah langka di pasaran. Walaupun ada,  juga harganya sudah melambung tinggi.

Kepada pembaharuanpost.com, seorang petani mengungkapkan bahwa untuk sekarang mencari pupuk sangat susah dan langka.

“Saya hampir setiap hari mendatangi pengecer. Namun tidak pernah mendapatkan pupuk. Kalaupun ada harganya sudah cukup tinggi karena kita ambinya pada pedagang pengumpul.” Keluh seorang petani yang katanya berasal dari Punaga.

“Harga di pedagang Pak, sudah Seratus Lima Puluh Ribu, dan itupun susah untuk mendapatkan. Saya sangat prihatin Pak, karena masa sekarang kami sangat membutuhkannya. ”

“ Saya tidak yakin Pak, akan mendapatkan hasil panen yang maksimal tahun ini, kalau masalah pupuk ini tidak cepat terleselesaikan.” (Senin: 18-01-2021)

Menurut informasi yang dihimpun di lapangan. Bahwa kalaupun ada pasokan pupuk dari distributor ke pengecer maka itupun langsung habis diserbu petani untuk dibagi-bagi lantaran mereka sudah lama menitip uangnya pada pengecer. Sehingga petani yang jarak rumahnya jauh, hanya tinggal gigit jari ketika mendengar  kabar,  bahwa ada pengiriman dari distributor.

Namun hingga berita ini dilansir. Belum bisa mendapatkan tanggapan dari Kadis Pertanian Takalar  Muhammad Hasbi, terlait masalah serius bagi petani kini. lantaran Cellulernya tidak bisa di hubungi.

Namun ada yang menarik dari kelangkaan pupuk  di Marbo belakangan ini. Yaitu indikasi adanya issu permainan curang antara oknum pengecer dan pengumpul untuk mengeruk keuntungan ?. Entahlah…. . <mg>

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*