PP. Takalar. Walau petugas keamanan dalam hal pihak polres Takalar menjaga terkesan ketat utamanya untuk melalui pintu halaman DPRD Takalar, dan bahkan perempatan warung pojok dan perempatan ex kantor Golkar di pasangi pagar berduri. Sebagai bentuk antisipasi hal yang tidak di inginkan dengan tujuan demi amannya proses rapat hak interpelasi DPRD Takalar terhadap Bupati H. Syamsari yang dinilai amburadul dan tidak prosedural dalam mengelola tata kelola pemerintahan.
Dan saking dianggap pentingnya kegiatan tersebut sehingga kapolres Takalar AKBP Beny Murjayanto, S.I.K., M.H memimpn langsung apel pengamanan untuk menugaskan personilnya di gedung DPRD Takalar. Namun arahan kapolres terkait operasi yustisi terkesan gagal di laksanakan oleh personilnya di lapangan. Karena terpantau orang tidak menggunakan maskerpun tidak mendapatkan teguran dari aparat yang ada.
Belum lagi yang apa yang terjadi di ruang rapat paripurna lantai dua, dimana rapat hak interpelasi dilakanakan. Lantaran antusiasnya masayarakat untuk mengikuti sehingga terlihat masyarakat bedesak-desakan di pintu utama ruang rapat paripurna tersebut. Namun yang sangat disayangkan karena disana pun tidak ada terlihat aparat keamanan yang berusaha menertibkab sekadar untuk menjaga jarak terkait protokol kesehatan. Pertanyaannya. Dimana aparat keamanan yang diarahkan oleh kapoles AKBP Beny Murjayanto, S.I.K., M.H, terkait operasi yustisi dalam pengamanan (Jumat: 02-10-2020)
Dan karena ketatnya penjagaan dipagar halaman pimpinan redaksi online yang hendak meliput jalannya sidang medapat dua kali pemeriksaan yaitu dipintu pagar dan di pos jaga securiti DPRD.
“ Ada kartu persnya.? ” tanya polisi yang menjaga pintu pagar. Setelah kartu Pers di perlihatkan.
Beberapa langkah kemudian sang pimpinan redaksi kembali dipanggil oleh petugas yang duduk di pos security, yang pangkatnya lebih tinggi.
“ Kamu siapa..?.“ kata polisi yang duduk di pos security.
“ Saya Wartawan. Saya pimpinan redaksi. ” Jawab pemimpin redaksi tersebut.
“ Gantung kartu pers nya !” kata polisi lagi, yang kesannya tidak bersahabat.
Kenyataan ini menjadi tertawaan rekan-rekan wartawan setelah mendengar kejadian tersebut. Seolah-olah polisi melebihi dari pada dewan pers. Yang menjadi lucu lagi lantaran tugasnya selaku pengamanan juga ada arahan kapolres Takalar ketika memimpin apel pengamanan terkait himbauan kepada masyarakat dalam hal protokol kesehatan. Namun ini terkesan tidak di indahkan. Olehnya itu rapat paripurna hak interpelasi DPRD Takalar, dilakukan terindikasi melanggar protokol covid-19.(Pp)
Leave a Reply