DIMANA BARUGA KARAENG BAINEA ? IMBAS KEBIJAKAN YANG SALAH KAPRAH


PP. Takalar. Hingga saat ini belum ada bocoran informasi terkait pembumiratakan bangunan Baruga Karaeng Bainea yang terletak depan rumah jabatan Bupati Takalar. Baruga yang sewaktu belum dirubuhkan mempunyai banyak fungsi tersebut seperti sebagai tempat pelaksanaan musyawarah-musyawarah organisasi, kegiatan sosialisasi, pagelaran kegiatan sanggar seni, dan bahkan beberapa kali di gunaka sebagai tempat dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Takalar.
Terlepas dari fungsi baruga Karaeng Bainea ketika masih bediri kokoh. Bangunan tersebut juga konon dipersembahkan kepada permaisuri karaeng Polongbangkeng H. Padjonga Daeng Ngalle yang juga adalah pahlawan Nasional. Karena Karaeng Bainea tidak lain adalah Hj. Manila Daeng Pati. Seperti yang di maksud.
Yang jadi pertanyaan masyarakat. Apa tujuan dari kebijakan Bupati Takalar H. Syamsari. S.Pt. MM, sehingga merubuhkan Baruga Karaeng Bainea yang ketika itu kondisi bangunannya masih terlihat bagus dan masih bisa di fungsikan.
Selain Baruga karaeng Bainea, juga ada Taman Ranggong Daeng Romo (Baca: Pahlawan Nasional) yang terletak di jantung kota Takalar, yang di rubah namanya menjadi Taman Kita, serta taman segi tiga H. Padjonga Daeng Ngalle (Baca: Pahlawan Nasional) yang berlokasi di Palleko, juga berganti menjadi Taman Cinta. Ini semua terjadi ketika H. Syamsari. S.Pt. MM, memegang roda kepemimpinan di Kabupaten Takalar. Pertanyaannya. Bukankah beliau adalah isteri Pahlawan Nasional yang diakui oleh Negara ?. dan punya jasa besar dalam merangkai daerah ini menjadi bahagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ?.
Menurut Muhammad Faizal. DM. Ketua DPD Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Kabupaten Takalar. Bahwa tindakan dan kebijakan tersebut adalah salah kaprah, dan seyogyanya di tinjau kembali mengingat jasa dan pengorbanan beliau selaku Isteri pahlawan dan juga Ranggong Daeng Romo serta H. Padjonga daeng Ngalle adalah merupakan Pahlawan Nasional.
“Layak kebijakan itu untuk di tinjau kembali. Dan Baruga Karaeng Bainea untuk segera di bangun dan dilestarikan, karena perubahan moment tersebut mungkin saja merupakan sebuah kekeliruan. Yang sebenarnya sangat sulit untuk di toleransi.” (Red/yunk)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*